Entah
kenapa saya melihat banyak gambar rumah, mobil dan hal yang mahal lainya terbesik
dalam hati kenapa saya tidak sekaya mereka? Sungguh tidak adil hidup ini ?.
Kata – kata tersebut tak sengaja terucap begitu saja. Memang sebagai manusia
kita selalu merasa kurang puas dengan hidup kita padahal sudah memilki
segalanya. Pernah guru saya berujar “Jika anak adam di beri 2 bukit emas pasti
dia akan mencari bukit emas yang ke tiga” artinya kata sang guru adalah manusia
itu intinya rakus atau tamak. Rakus atau Tamak merupakan suatu sikap yang
mencerminkan ketidak puasan dengan hidup kita, Rasa ketidak puasan ini akan
membuat perasaan selalu gelisah dan tidak tenang kita juga kita sebut membuat
kita tidak bahagia.
Setiap
orang di dunia ini selalu mencari kebahagiaan dengan banyak cara diantaranya
dengan berbelanja, Jalan – jalan keluar negeri, mengkoleksi barang antik dan
banyak hal lainya. Tapi anehnya mereka selalu tidak puas dan kebingungan. Pada
dasarnya kebahagiaan itu sudah ada pada diri kita, Tuhan telah memberikan hal
yang luar biasa dalam hidup kita tapi hingga saat ini kita tak kunjung sadar.
Ada ungkapan yang mengatakan “ Tak kan terasa makna kenyang sebelum lapar
tiba”, Makna ungkapan tersebut adalah kita tak kan mengerti betapa bahagianya
hidup ini dengan mengsyukuri apa yang Tuhan telah berikan kepada kita baik itu
kemalangan apalagi kebahagiaan.
Ada kisah tentang seorang anak
muda yang selalu mengeluh dengan hidupnya yang serba kekurangan dan kemiskinan
yang selalu mengrogoti hidupnya dia selalu mengeluh sang Maha Pencipta, Setiap
hari adalah keluhan- keluhan akan dirinya yang tidak seburuntung orang lain. Sampai
suatu saat dia bermimpi, dalam mimpinya dia bertemu dengan seorang kakek –
kakek renta dengan berpakaian bak bangsawan kakek itu berujar.
“Nak maukah kamu menjadi orang
yang sangat kaya raya ? Segala bisa kau beli dengan kekayaanmu itu” Kata sang
Kakek
“Iya – iya kek Saya mau itu
adalah Impian saya dar dulu, lihat saya sekarang tidak punya apa – apa, Tuhan
memang tidak adil kepada saya, saya sudah beribadah, berbuat baik tapi tak
kunjung doa saya di kabulkan kek, Tuhan memang tidak adil pada saya” Cerita
Pemuda tersebut sambil meneteskan air mata
“Baik, kalau begitu bagai mana
kalau kakek membayar 10 Peti Emas ?” Tanya kakek
“Iya – iya saya mau kek, hidup
saya pasti berubah…Ya kek apa yang bisa saya bantu kek?" Sahut Pemuda itu dengan
semangat
“Saya butuh lenganmu!” Kata sang
Kakek
“lengan saya ? tapi bagai mana
saya bisa memetik gitar kesayangan saya kek?" Jawab dengan putus asa kepada sang
kakek
“100 Peti Emas !”
“TIDAK!!!” Tentang Pemuda
“1000 Peti Emas”
“Tetap Tidak!!! Walau segunung saya
belum tentu mau” kata Pemuda tersebut dengan membentak.
Terbangunlah pemuda tersebut dan
menyadari betapa kayanya dirinya saat ini dengan segala pemberian dari Tuhan
yang maha kuasa intinya bagaimana kita terus bersukur dengan apa yang kita
miliki maka kita akan bahagia. Tetap bersukur dan terus berusaha diringi Do’a.
By Kang Unul asli Lho!